Friday 1 November 2013

Kesenangan ini

Kesenangan dunia mungkin memang Allah sediakan untuk menguji manusia. Sebagiannya disediakan untuk menguji rasa syukur dan sebagian lainnya disediakan untuk menguji ketaatan kepada-Nya. 

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak laki-laki, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."
(Ali ‘Imran: 14)
Pada hakikatnya kesenangan dunia akan selalu sejalan dengan hawa nafsu manusia; nafsu muthmainnah, nafsu amarah, nafsu lawamah. Banyak hal yang bisa memuaskan manusia untuk 3 nafsu tersebut. Berbuat baik, bersikap ramah, menjalankan segala sesuatu yang sejalan dengan fitrah manusia kita selalu akan memuaskan nafsu muthmainnah kita, karena memang pada dasarnya setiap manusia memiliki jiwa hanif yang Allah titipkan dalam ruhnya. Menyalurkan perasaan kita, marah ketika kita jengkel, geram ketika ketidak-adilan muncul, itu sejalan dengan nafsu amarah kita. Bukan berarti manusia itu makhluk yang pemarah, tapi nafsu ini tentu Allah ciptakan juga untuk membentuk keseimbangan di alam semesta. Kenyamanan terhadap lawan jenis, perasaan tertarik pada kutub yang berbeda, kelengkapan senyawa yang Allah sengaja ciptakan antara kaum adam dan hawa, itu semua Allah ciptakan untuk menjalankan fungsi nafsu lawamah kita. Bukan untuk sesuatu yang berbau tak senonoh, tapi lagi-lagi itu Allah sinergikan dengan alam dengan membuat segala aturan dan kerangka yang menjadikannya halal dan bernilai separuh keyakinan, itulah yang membedakan manusia dengan binatang.

Kesenangan dunia memang Allah ciptakan untuk menguji dari hamba-hambaNya, mana yang paling baik amalnya, siapa yang paling teguh ketaatannya dan siapa yang benar-benar mengabdi kepada Rabb-nya.

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, " (QS. Al-Mulk : 2)
Kesenangan hidup memang selalu harus senantiasa kita sikapi dalam perspektif seorang hamba. Hamba Allah, yang menjadikan-Nya Illah, tujuan dari setiap langkahnya. Hamba Allah yang menjadikan-Nya Rabb, Tuhan yang menggenggam hidupnya dan yang paling menyayanginya. Hamba Allah yang menjadikan-Nya Raja, penggenggam segala aturan yang harus dipatuhinya. Perspektif inilah yang kemudian bisa menggerakan seorang hamba, untuk senantiasa mengarahkan hawa nafsunya pada kehendak Tuhannya. Menyeimbangkan antara tiga nafsu tersebut untuk tidak berbenturan satu sama lain. Mengoptimalkan segala yang baik dari tiga nafsu tersebut untuk menjadikannya manusia yang ahsanu amala, manusia dengan sebaik-baik amal.

Kesenangan dunia adalah ujian sekaligus nikmat yang Allah hadiahkan untuk kita agar berpikir dalam serta menghayati setiap jengkal kehidupan yang kita lalui.

Ya Rabbi, jadikanlah kami hamba-Mu yang peka terhadap segala Iradah-Mu, jadikanlah kami hamba-Mu yang bersyukur sekaligus hamba-Mu yang selalu berhati-hati, menelaah dengan dalam apa yang sebenarnya Engkau inginkan atas segala yang Engkau titipkan.
Ya Rabbi berikanlah selalu petunjuk-Mu agar kami selalu berada di dalam jalan-Mu
Ya Rabbi jangan biarkan kami tergelincir pada kesenangan dunia yang sebetulnya adalah ujian dunia.

Ya Rabbi, sampaikanlah kami dengan selamat pada akhir kehidupan dunia ini dan sampaikanlah kami pada kehidupan yang kekal abadi, di Jannah-Mu kelak.


No comments:

Followers