Friday 18 July 2014

Ayo Bicara!


Belakangan saya baru sadar, bahwa seks bebas di kalangan remaja, terutama di kota-kota besar adalah sebuah kenyataan yang tak bisa kita tepis. Miris memang, tapi apa daya, ini adalah sebuah realita.


Banyak orang menyalahkan anak-anak yang terjerumus pada kenakalan remaja yang sampai pada tahap ini. Tapi mereka lupa bertanya pada diri sendiri, kemanakah mereka selama ini hingga hal sebesar itu bisa terjadi.


Saatnya kita tak merasa aman dengan kondisi ini. 
Merasa aman dengan menyekolahkan anak di sekolah berbasis keagamaan, merasa aman dengan memperingkatkan anak atau adik kita tentang pergaulan buruk dengan cara yang tidak kita tau efektif atau tidak atau merasa aman dengan menjadikan baik diri sendiri . 

Nampaknya kita harus segera bangun dan bicara.
Ya, bicara.

Untuk para orang tua, bicaralah pada putra-putri anda dari hati ke hati. Tentang hari-hari mereka. Tentang teman-teman mereka. Tentang cita-cita mereka. Tentang apapun yang mereka rasakan. Mulailah untuk bicara tidak hanya saat menegur saja, karena mereka sungguh butuh kasih sayang verbal dari orangtuanya. Mereka butuh pengakuan kebanggaan dari orangtuanya. Bukan hanya omelan berlebihan saat mereka berbuat salah. Mari bicara..

Untuk para kakak, bicaralah pada adik-adik kalian. Tugas mendidik dan menjaga tidak hanya dibebankan pada orangtua kita saja bukan? Tak perlu menunggu sampai sesuatu yang buruk benar-benar terjadi. Mendekatlah pada mereka. Sentuh kehidupan mereka, karena masa-masa itu belum lama kita lalui kan? Maka sungguh tak ada ruginya untuk kita berbagi. 

Ah, tapi ini bukan perkara status orangtua atau kakak. Kita semua memiliki andil untuk menyapa semua remaja yang ada di sekitar kita, tetangga, adik kelas atau bahkan kenalan-kenalan dunia maya kita. Dan ini bukan perkara laki-laki atau perempuan. Semua orang tentu bisa menyentuh hati orang lain untuk bicara. 

Untuk kalian yang terlanjur mencicipinya. Bangun yuk 
Ada saatnya ko kalian akan merasakannya di waktu yang tepat. Percaya deh, itu lebih menyenangkan!  Orangtua kalian pasti akan sangat bahagia ketika kalian bisa melewati masa remaja kalian dengan selamat. Mau kan kalau di masa depan nanti, kalian punya anak yang lucu, baik dan membanggakan kalian sbg orangtua. Tak perlu ragu untuk bangkit, akan ada banyak tangan yang akan membantu kalian, ada banyak telinga yang akan mendengarkan keluhan kalian dan tentunya ada banyak hati yang akan merangkul kalian. Masa depan kalian masing sangat luas terbentang. Yakinlah bahwa ketika kita baik, sesungguhnya kebaikan itu hanya untuk diri kita sendiri. Bukan untuk orang lain 



Yuk Bangun! Yuk Bicara! 
Bumi ini mungkin akan tersenyum ketika penduduknya bisa kembali menyelaraskan pribadinya. Saatnya rumah-rumah kita diramaikan dengan celotehan kisah penghuninya. Biarlah gadget-gadget kita istirahat sejenak dengan di-charge energi listrik, sedangkan jiwa-jiwa kita disuplai dengan energi kehangatan keluarga di rumah kita sendiri dengan bicara dari hati ke hati. 

Ya, dari hati ke hati.
Karena hati hanya akan bisa disentuh oleh hati 


Thursday 17 July 2014

Pintu Kebahagiaan


Ah, aku yakin ini tidak mudah baginya. Satu tahun menunggu, untuk kemudian harus tertunda lagi, mungkin memang hal yang tidak mudah. Aku tahu itu.. Dulu aku pun pernah merasakannya, menunggu. Meski akhirnya di tahun ke-2 aku tak perlu lagi menunggu.


Tapi jangan risau sayang..
jalan hidup manusia itu bukan rumus matematika, ketika 1+1 hasilnya mesti 2. Dalam hidup ini ada beberapa variabel lain yang membuatnya tak mesti menjadi 2. Bisa 3, 5, 10 atau bahkan 0. Bukan hal yang terlalu membanggakan ketika hasilnya menjadi 5 atau bahkan 10. Pun bukan hal yang memalukan ketika hasilnya menjadi 0. Karena lagi-lagi ini semua tentang kehedak Tuhan. Dan kau pasti tahu sayang, bahwa dia tidak pernah menghendaki sesuatu yang buruk untukmu. There must be something.

Sayang.. 
Aku dan Kamu pasti memiliki jalan hidup masing-masing. Bisa jadi jalannya mirip dan serupa, tapi juga bisa jadi berbeda. Dan itulah tugas kita untuk peka pada jalan hidup yang telah Dia siapkan untuk kita, khusus untuk kita. Satu hal yang harus kau tau sayang, bahwa aku akan selalu bangga padamu atas jalan kesuksesan manapun yang kau pilih selama itu masih menjadi bagian dari kebaikan. 

Dan tahukah? Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, ada banyak pintu kebahagiaan lain yang Dia bukakan untuk kita. Sayangnya, kita seringkali kurang peka pada pintu yang terbuka karena terlalu lama terpaku pada pintu yang tertutup itu.

Dear my lovely sister Hasni Direja
Pintu kebahagiaan itu telah menunggu untuk segera kau datangi. 
Come on dear.. Tarik napas dan jemputlah ia dengan senyuman. 
Ingat yaa, selalu tersenyum! 


Karena selain Allah, ada aku yang akan selalu mendukungmu sayang..





Monday 7 July 2014

Empat Puluh Lima

Aah, waktu selalu menipu ya. Kadang kita merasa udah lama, ternyata baru sebentar. Kadang kita merasa baru sebentar, ternyata udah lama. Hehe
Udah 45 hari loh ternyata. hehe
45 hari saya menjadi istri seorang lelaki bernama Akmal Firmana. Hehe 
Kalau kata yang udah nikah sih mungkin bilang, 'yaelaah, baru juga 45 hari doang.. lebay amat" haha
Ya emang baru 45 hari sih, tapi buat saya sungguh rasanya ini nikmat terbesar yang pernah Allah kasih setelah nikmat iman. Lebih indah dari lulus UN, lebih indah daripada masuk ITB, bahkan lebih indah dibandingkan lulus ITB sekalipun. hehe.. Eh, tapi ini seriusan loh! aku ga lebay. 

Maha Besar Allah yang ditangan-Nya segala ketetapan dan takdir hamba-hamba-Nya. Perjuangan untuk menggenapkan setengah dien ini rasanya luar biasa sekali deh. Mungkin memang bayarannya ga sedikit ya untuk menyempurnakan keimanan ini sekaligus juga jadi bekal untuk menjalani keutuhan agama kedepannya. 

Banyak perubahan yang terjadi setelah menikah ini. Banyak juga hal-hal baru yang saya temui. Di awal-awal pernikahan ini kami malah bergantian sakit, hehe. Awalnya suami, lalu kemarin saya yang sakit. Mungkin kecapean sekaligus masa adaptasi. Tapi so far, saya selalu bersyukur atas nikmat ini. Kadang ga percaya kalau saya udah sejauh ini, udah bukan lagi tanggungan Ibu-Bapak. Kadang juga masih amazing bahwa saya ternyata berjodoh dengan seseorang sepertinya, masyaallah, Alhamdulillah 'ala kulii hal..  

Jalan masih panjang. Panjang sekali. Mungkin tidak lagi semudah sebelumnya, tapi aku yakin ini pasti akan lebih indah dan menyenangkan dari sebelumnya. Kini aku bisa menjalankan tugas favoritku, yaitu menjadi orang kedua. Aku bukan tipe pemimpin yang bisa memobilisasi orang-orang. Aku bukan tipe pemimpin yang bisa menjadi acuan banyak orang dan dilihat sebagai seorang pemeran. Tapi aku tau, selama ini aku sering sekali berada di belakang para pemimpin, menjadi orang dibalik layar, mengamati, memberikan masukan, membersamai orang-orang sebagai pengikut tapi dekat dengan sang pemimpin. Ya, aku memang seperti itu, bukan seorang pemeran utama, hanya orang dibalik layar sang pemeran utama. Hahaha, entah kenapa aku begitu percaya diri menyebut diriku seperti itu. Tapi aku memang percaya diri, bahwa selama ini aku memang seringkali nyaman dengan tugasku sebagai orang kedua yang tak dilihat oleh banyak orang. 

Dan kali ini, aku benar-benar sedang dan akan menjadi orang kedua di perahu yang sedang dilayarkan oleh sang pemeran utama, dialah suamiku. Perahu yang baru saja meninggalkan pantai untuk pergi mengarungi lautan samudera kehidupan. Kata orang-orang ini tidak akan mudah. Tak masalah, karena aku yakin, bersamanya perjalanan ini akan indah dan menyenangkan. :)

----

Teruntuk Suamiku,

Mas Sayang, kamu tau betul aku jauh dari sempurna. Tapi aku akan selalu berusaha memberikan yang terbaik yang bisa aku lakukan untukmu. Kita memang sama-sama jauh dari sempurna, tapi bukankan kita bersatu untuk saling menyempurnakan
Mas Sayang, kini kamu pemerannya, dan aku sangat siap untuk menjadi orang kedua yang selalu membersamaimu. Kita telah tau betul kapal ini akan kita labuhkan ke arah mana, dan yang kita butuhkan adalah terus bergenggaman tangan agar tujuan kita tetap disana.
Mas sayang, aku selalu sulit mendefinisikan seberapa besar rasa sayang ini, jadi mungkin Mas ga akan pernah tau sebesar apa rasa sayang aku. Tapi aku yakin, mas bisa merasakannya
Karena aku pun bisa merasakan perasaan yang ada untukku :)



Sunday 6 July 2014

Blog ini...

hai blog! umur kamu udah lumayan ya sekarang, sekitar dua tahun setengah. Eh, masih kecil deng, baru dua tahun setengah. Dulu waktu pertama kali bikin blog, tujuan utamanya adalah penyaluran perasaan. Mengingat saya adalah orang yang introvert dan suatu hari menyadari kalau memendam segalanya sendiri aan berdampak gak baik, akhirnya lahirlah blog ini. Jadi ya gitu deh, isi blognya ya kebanyakan curhatan kehidupan pribadi.

Jujur saya suka malu sendiri kalau tetiba ada orang yang baca blog saya, apalagi orang itu saya kenal. *lha terus ngapain bikin blog?! haha.. Malu soalnya isinya abal banget, plus sistematika penulisan yang gak karuan. Malu gitu kalo mampir ke blog orang lain, isinya dahsyat luar biasa gitu lah. haha, minder

Ah, tapi anjing menggonggong kafilah berlalu. Whatever deh, saya mau tetep melanjutkan kealayan saya nulis diary online disini. hehe. Ya.. barangkali ada satu atau dua kata yang bisa jadi enligthment buat orang lain yang ga tau siapa. haha.. atau ya minimalnya bisa saya kenang pas nanti udah semakin tua, atau juga bisa diliatin ke anak-cucu kalau ibu atau neneknya dulu pernah mengalami masa-masa yang sama seperti mereka. hehe

oke, aku akan terus menulis :)


Tuesday 1 July 2014

Menunggu yang ditunggu

Menikah dan memiliki keturunan mungkin menjadi dua hal yang saling berkatan. Saya rasa hampir semua pasangan yang menikah, ingin melahirkan keturunan. Dan itu juga tentu yang saya inginkan.

Sebulan terakhir menuju pernikahan, saya sering sekali mencari informasi yang berhubungan dengan kehamilan, kesuburan, kesehatan keluarga dan lain-lain. Saya ingin mempersiapkan pengetahuan saya, demi menyambut dan mempersiapkan 'dedek' kami kelak. Meskipun begitu, di awal pernikahan saya dan suami sepakat untuk santai saja menanti ketadangannya. Bukan berarti menunda atau melama-lamakan. Tidak sama sekali, hanya saja menurut artikel-artikel yang kami baca, terlalu terfokus pada keinginan memiliki keturunan, bisa menyebabkan hubungan suami-istri menjadi tidak rileks atau tegang. Maka dari itu kami berusaha menikmati masa-masa pacaran kami dengan tenang dan mengalir saja seperti air.

Waktu bergulir, menuju satu bulan pernikahan, ada hal yang baru saya sadari. Ternyata di luar saya dan suami, ada orang-orang yang juga menantikan kehadiran si dedek. Merekalah kedua orangtua kami, yang merasakan harap bercampur cemas. Berharap akan datangnya anggota baru dalam keluarga besar kami, dan cemas akan kesehatan reproduksi kami. Memang hal tu tidak pernah mereka katakan secara langsung pada kami, tapi perasaan sensitif saya menebaknya. Ya, hanya menebak saja.

Sejak saat itu, empati saya mulai bertambah. Mungkin inilah mengapa menikah bisa menambah kedewasaan, karena akhirnya kita mulai keluar dari zona diri menuju zona-zona lain yang secara sadar mesti kita libatkan. Bukan lagi tentang keinginan diri, tapi juga melihat kebutuhan sekitar. Dan jujur sejak saat itu, saya mulai dihantui oleh kekhawatiran-kekhawatiran dan perasaan-perasaan 'GR' pada kehadiran si dedek. Ah wanita itu memang harus kuat. Tapi bukan sekedar kuat fisik kurasa, melainkan juga kuat untuk bisa mengatur perasaannya. Meskipun saya taidak tahu jelas teorinya dari siapa tentang perempuan yang lebih mengedepankan perasaan dalam alam pikirnya, tapi sedikit banyak saya merasakan itu. Saya pribadi merasa sering tersiksa oleh pergolakan perasaan yang saya alami, ketika takut bercampur resah, harap berampur gelisah, marah bercampur rindu, dan perasaaan-perasaan dilematia lainnya. Pun saat ini, ketika harus mengatur perasaan khawatir dan ketakutan saya agar bisa tetap rileks dan behusnudzon pada takdir Allah. Ah, rasanya kerja keras sekali untuk bisa memanage ini semua. 

Dan lagi-lagi, sekolah kehidupan ini selalu memberikan pelajaran keimanan yang kian hari kian dalam. Bahwa lagi-lagi kita diuji tentang keikhlasan hati pada setiap usaha yang dilakukan, husnuzon tingkat tinggi pada takdir yang akan Allah tetapkan, dan bertawakal serta bersyukur pada setiap ketetapan yang telah Allah gariskan.

Allahu'alam bishawab
Hanya ingin menyalurkan kegundahan hati yang sedang menunggu, 
Menunggu bilamana yang ditunggu sebetulnya juga menungguku :)


Followers