Monday 25 August 2014

Tentang Ayah #prolog

Assalamu'alaikum sayang, kamu pasti jauh lebih baik ya sekarang? Kayaknya sih gitu, soalnya dokter udah ngijinin bunda untuk kerja lagi. Good job, my dear! Bunda tau kamu pasti kuat :)

Sayang, bunda lagi ditinggal ayah nih.. huhuhu.. Sepi banget rasanya. Untung sekarang ada kamu sayang, jadi kalau ayahmu pergi, bunda ga sendiri lagi. :D Oia, bunda pernah bilang ya akan cerita tentang ayah sama kamu? Nah, mumpung orangnya ga ada, sekarang aja ya bunda ceritanya. hihi

Sebuah episode kehidupan yang mengejutkan kalau bunda harus puter ke belakang tentang bagaimana pertama kali kami bertemu. Kau tau sayang? 4 tahun bunda kuliah di kampus gajah, baru 2 bulan terakhir sebelum bunda lulus akhirnya bunda mengenal ayahmu. Dan begitupun sebaliknya, 5 tahun ayahmu ada di kampus gajah itu, baru di tahun terakhirnyalah ayah mengenal bunda. Semuanya serba tiba-tiba, kami kenal saat sama-sama menjadi official kafilah MTQ ITB di Padang. Baru benar-benar kenal ketika 10 hari di Padang. Namun ternyata 10 hari itu menjadi awal dari perjalanan panjang yang ga pernah kami duga sebelumnya.

10 hari itu memang menyimpan kesan yang baik dan segudang pertanyaan dan rasa penasaran. Dari 10 hari itu kemudian bunda tau sekilas tentang ayahmu, orang yang sederhana, bertanggung-jawab, menghargai wanita, pendengar yang baik dan pas dalam bersikap. Yang terakhir ini cukup unik, menurut bunda, sikapnya itu selalu pas, pas dengan keadaan, pas dengan kebutuhan, pas secara perlakuan. Tidak lebih juga tidak kurang. Mungkin itu yang jarang bunda temui dari laki-laki yang lain. Ada laki-laki yang berlebihan dalam berjarak dengan lawan jenis, hingga kadang menyulitkan saat harus berkordinasi dalam organisasi misalnya. Ada laki-laki yang berlebihan menebar pesona dan perhatian pada sembarang lawan jenis, hingga lahirlah banyak kesalahpahaman akan sikapnya. Dan bagi bunda, sikap ayahmu saat itu pas sebagai partner bekerja. Tidak lebih pun tidak kurang. Mungkin itu yang kemudian membuat bunda merasa nyaman selama bekerjasama dengannya.

10 hari berlalu dan berakhir. Kami menjalani kehidupan kami masing-masing. Bunda menjalani rutinitas baru sebagai wanita karir, bekerja di sebuah perusahaan fashion muslim. Dan ia melanjutkan tugas akhirnya yang sempat tertunda. Sesekali kami masih berkomunikasi di tengah kesibukan masing-masing. Hingga 3 bulan kemudian, tepatnya satu hari setelah ia dinyatakan lulus dari kampus gajah, ia datang dan melamar bunda untuk menikah dengannya. Sebuah pernyataan yang mengejutkan tapi sebetulnya sudah bunda tebak sebelumnya. haha. Nanti kalai kamu sudah besar, akan bunda ceritakan apa yang membuat bunda bisa menebak pernyataan ayahmu itu. hehehe

Dan sejak saat itu mulailah masa pengenalan kami, sayang. Banyak hal yang baru bunda tau setelah itu. Tapi sekarang, ternyata jauh lebih banyak hal baru lagi yang bunda tau tentang ayahmu. Tapi bersambung ya sayang, biar ga capek bacanya :D



Thursday 7 August 2014

Sebesar Biji Apel, katanya

Assalamu'alaikum sayaang :)
Gimana kabarnya hari ini? Kayaknya udah mulai tenang ya? Maaf ya kemarin kayaknya kamu kecapean sayang, setelah kami ajak naik kereta yang guncangannya dahsyat.
Kemarin Bunda sempat mengalami pendarahan ringan ditambah munculnya gumpalan darah. Paniiiik sekali rasanya, sayang. Sore itu kami langsung ke dokter, dan katanya memang mengalami ancaman keguguran. Subhanallah.. cemas bukan main rasanya.. Tapi berita menegangkan itu seketika terganti dengan berita baik lainnya saat di USG.

Ternyata kantong kehamilannya sudah terlihat, sayang. Ayah dan Bunda sudah bisa melihatmu kemarin. Aaaaah.. bahagiaaa sekali rasanya. Kata dokter usiamu sekitar 4-5 minggu. Ayahmu terlihat kaget sekali kemarin! hehe.. Bunda juga kaget sih sebetulnyaa.. hehe Kaget karena kamu sudah selama itu ada di rahim Bunda. hehehe,, Sekarang ukuranmu baru sebesar biji buah apel. Keciiiil sekali yaa.. Maha Besar Allah yang benar-benar menciptakan makhluknya dari permulaan berntuk yang sedemikian kecil. Di minggu ke-5 nanti, kamu sudah punya detak jantung sendiri looh.. Masyaallah walhamdulillah..

Yang juga harus disyukuri adalah Ayahmu, sayang. Dia betul-betul lelaki yang luar biasa. Di masa-masa yang lemah ini, ketika bunda harus lebih banyak di tempat tidur dan tidak boleh banyak bergerak, ayahmu begitu sabar dan setia membantu bunda dalam banyak hal. Mulai dari mengambilkan air minum sampai membantu ke kamar mandi. Pokoknya kamu pasti bahagia punya ayah sepertinya. hehehe

Segala puji hanya bagi Allah atas segala kebesaran dan kesempurnaannya. Selalu menanti masa-masa pertumbuhanmu, sayang. Baik-baik ya disana. Semoga Allah selalu memberimu kekuatan, kesehatan dan keselamatan hingga persalinan nanti. Semoga Allah menjadikanmu anak yang sholeh/sholehah, tabungan terbesar untuk Ayah dan Bunda kelak di akhirat. Aamiin



Monday 4 August 2014

Keep Strong. My Dear..

Hai sayang, kata dokter lagi lemes ya sampe bunda dikasih istirahat dua minggu...? Hehehe. Ndak apa-apa.. aku memang harus membantumu kuat dan semakin kuat, sayang. Baik-baik ya disana.. Yang kuat oke? Bunda akan istirahat total, demi kamu sayang.. :)

Ga bisa bohong kalau aku sangat mencemaskanmu. Tapi aku yakin, kamu pasti kuat. Terus kuat dan selalu kuat ya Sayang...
Peluk cium dari Bunda :)



Saturday 2 August 2014

Kehadiranmu

Hai Sayang, akhirnya kamu mulai muncul juga.. hehe
Tau kah, aku sudah sejak lama menantimu. Meski pada yang lain aku bilang, 'santaaaii,, kalau sudah waktunya pasti ia datang', tapi jauh di palung hati ini aku sangat merindukan kehadiranmu..

Sebetulnya aku sudah merasakan kehadiranmu sayang, di akhir pekan ramadhan kemarin. Entah mungkin mudahnya itu intuisi seorang ibu. hehehe.. Bukan sekedar perubahan fisik, tapi batinku yang merasakan kehadiranmu. Dan entah mengapa sejak saat itu aku sangat takut untuk terlalu lelah dan meminum sembarangan obat ketika badanku kurang enak. Dan perjalanan panjang di libur lebaran kemarin akhirnya mendorong kami untuk membuktikannya secara ilmiah. Ah, apa kata-kataku terlalu berat, sayang? Tak apa ya.. aku sedang belajar menulis, jadi kadang kata-kata yang muncul tetiba seperti ini. Tak apa ya.. Aku ingin belajar menulis untuk mengenang banyak hal, termasuk detik-detik kehadiranmu di keluarga kecil ini. :)

Oke, kita kembali lagi ya.. Libur mudik kemarin cukup melelahkan bagiku. Padahal kau tau, sayang? Itu pertama kalinya aku naik kereta kelas eksekutif. hihi. Mestinya perjalanan kemarin menjadi sangat nyaman dibanding biasanya, tapi justru aku sulit sekali untuk tidur. Sampai akhirnya menjelang subuh, baru aku bisa tidur nyenyak. Alhamdulillah. Kami naik kereta lodaya sampai Solo, sayang. Dan dari sana kita lanjut ke ponorogo naik mobil. Perjalanan yang biasanya ditempuh 2 jam, kemarin harus kita lalui selama 4,5 jam. Amazing. Sampai ponorogo, aku kelelahan, perutku mual, kepalaku pusing sekali. Sudah minum obat, sudah beristirahat tetap saja begitu, hingga esok harinya. Sebetulnya aku mulai curiga. Tapi aku takut memastikannya, sayang. Aku takut kecewa jika hasilnya hanya satu garis. Syukurlah, disampingku selalu ada seorang lelaki sabar yang selalu menguatkanku. Akhirnya, malam harinya kami memutuskan untuk test dan lelaki itulah yang membelikan alatnya. Pagi-pagi buta aku terbangun ingin buang air kecil, akhirnya aku membangunkannya untuk menemaniku melakukan test itu. Mentalku tidak cukup kuat, sayang, jika nanti hasilnya satu garis lagi. Maka aku memintanya yang melihat hasilnya terlebih dulu. Ya, lelaki itu memang selalu ada di sampingku, sayang

Kau tahu? malam itu aku tak bisa tidur lagi. Aku khawatir, takut mungkin lebih tepatnya, karena akan melakukan test itu lagi. Berulangkali aku menenangkan dan mengikhlaskan diri. Bahkan beberapa kali berpikir, 'ah mungkin belum juga, tidak apa-apa', batinku. Tapi alam bawah sadarku yang terdalam, aku merasakan kehadiranmu, sayang. Tapi aku takut terlalu yakin, hingga kecewa berlebihan saat kau ternyata belum ada. Aaah, rasanya sungguh dilema sekali. Sampai beberapa kali terbawa mimpi di sela-sela tidur singkatku. hehe

Pagi itu pun aku telah pasrah, tak apa jika belum ada. Saat itu aku hanya ingin meyakinkan, jadi jika aku sakit lagi dan kamu memang belum ada, aku bisa mnum obat lebih leluasa. Itu saja, karena aku sungguh sangat khawatir padamu, sayang.

Detik-detik yang menegangkan itupun tiba. Aku sungguh tak berani berharap apapun, aku serahkan semuanya pada Allah. Dan dengan agak lesu, aku bertanya pada lelaki itu tadi, "gimana , Mas?". Dia hanya memperlihatkan alat itu sambil tersenyum tipis. Dan seketika jantung ini berdebar sangat cepat. Masyaallah, garisnya ada dua, Sayang. Ternyata perasaanku selama ini benar. Kamu sudah disana, sayang...

Alhamdulillah 'ala kulli hal. It's so amazing. Allah telah memberikan amanah baru untukku.
Sayang, yang kuat ya di dalam sana.. Kita baru bisa ke dokter besok. Kamu harus kuat ya, dan aku akan selalu menjagamu. Kini hari-hariku mulai diwarnai dengan mual dan pusing sepanjang hari. Tapi itu semua tetap membahagiakan. Karena mual dan pusing ini menandakan kehadiranmu, maka aku akan tetap bahagia menjalaninya. Kita berjuang sama-sama ya sayang..

Oia, Lelaki yang tadi aku ceritakan tadi adalah yang kelak akan kamu panggil 'Ayah', sayang..
Suatu saat nanti pasti akan aku ceritakan seperti apa dirinya, I promise :)
Oke sayang, baik-baik ya di sana..

Can't wait to feel your growth :D



Followers