Thursday 31 January 2013

Tentang LHI

Hari ini ramai sekali pembahasan tentang kasus LHI di media masa. Tentang dugaan korupsi, tentang statusnya sebagai tersangka, dan tentang pendapat khalayak akan penangkapan ini.

Saya mendengar kabar ini kemarin malam sebetulnya, melalui twitter. Saya pikir, ini kabar yang biasa saja. Tapi ternyata tadi pagi sudah ramai sekali pemberitaan di TV. Facebook pun ramai, mulai dari yang share berita pembelaan atasnya, hingga yang mulai mencemoohnya.

Jujur, saat mendengar berita ini hati rasanya seperti dirajam duri. Entah perasaan seperti apa ini, apakah karena tidak terima atas pemberitaan atasnya atau justru karena kecewa.

Jujur lagi, saya tidak mengenal beliau dengan baik. Saya hanya tahu bahwa beliau presiden PKS, beliau seorang ustadz yang dihormati. Saya tidak tahu jelas trackrecordnya seperti apa, tapi saat berita itu muncul hingga akhirnya tersebar dengan begitu luas, hati ini sakit rasanya. Seperti merasa bahwa telah difitnah dengan tuduhan yang teramat sangat. Melihat detik-detik penangkapan beliau, melihat beliau menyampaikan pendapatnya dalam jumpa pers, melihat foto-fotonya di media, ingin menangis rasanya. Sungguh saya tidak tau tentang kebenarannya, apakah beliau memang benar korupsi atau tidak. Tapi hati nurani saya rasanya sakit dan sedih sekali mendengar beliau tertuduh demikian.

Saya sadar betul beliau manusia biasa, sangat mungkin melakukan tindakan itu. Tapi ada sebuah keyakinan yang entah muncul dari mana, bahwa beliau rasanya tak akan melakukan perbuatan itu.

Allahu'alam.. mungkin ini bagian dari ketsiqohan (kepercayaan) seorang muslim terhadap saudaranya. mungkin ini bagian dari sedikit ta'liful qulub (ikatan hati) seorang muslim dengan muslim yang lainnya. Bahwa mereka seperti sebuah bangunan kokoh yang saling merasakan dan menguatkan satu sama lain.

Allahu'alam.. Allah Yang Maha Mengetahui akan menunjukkan kebenaran yang hakiki. Ia yang Maha Membolak-balikkan hati manusia, dari keimanan kepada kemaksiatan. Dia Yang Maha Penuntun Jalan, menunjukkan setiap jalan pada  hamba-hamba-Nya.

Waktu akan menjawab segalanya..
Kalaupun media memberitakan beliau memang bersalah, kita tunggu media Allah yang Maha Benar untuk memberitakan fakta yang sebenar-benarnya.
Kalaupun beliau memang terbukti bersalah, setidaknya saya telah melaksanakan kewajiban seorang muslim untuk berhusnudzon kepada saudaranya.
Kalaupun beliau memang terbukti bersalah, maka lagi-lagi Allah menunjukkan kuasanya, dan membersihkan jalan ini dari sesuatu yang memang harus dibersihkan.
Jikapun memang beliau terbukti bersalah, maka banyak yang harus dievaluasi dari jama'ah manusia ini.
Jikapun memang beliau terbukti bersalah, maka akan ada banyak hikmah yang Allah suguhkan untuk jundi-jundinya di dunia

Bahwa kerja ini belum seberapa
Bahwa Jamaah ini belum apa-apa
Bahwa Al-Haq akan selalu diuji oleh Al-Bathil

Namun ummat, masih menunggu para pembaharu zaman
Namun ummat, masih mendambakan para pemimpin yang sejati

Dan Janji Allah, masih tersimpan suci dalam Arsy-Nya

Friday 4 January 2013

Relativitas bukan hanya milik waktu

Bismillah
Ok, ini sedikit dari banyak hikmah yang kudapat dalam satu bulan terakhir ini..

3 hari yang lalu, tepat sehari sebelum operasi, saya memutuskan untuk membersihkan luka bakar karena kecelakaan seminggu yang lalu. Harapannya agar saat operasi nanti, sakitku tak harus dobel, cukup sakit karena operasi saja.

2 hari sebelumnya, setiap kali akan bergerak, apakah itu untuk shalat, ke kamar mandi atau sekedar berubah posisi saat tidur, rasanya sakiiit sekali. Seperti ada sesuatu yang menarik sel-sel kulitku yang terbakar. Sakit sekali rasanya, hingga aku harus mengeluarkan air mata setiap kali bergerak.

Hari rabu pun tiba. Saatnya operasi dilaksanakan. Kata ibu, semuanya akan baik-baik saja setelah operasi. Tidak sakit dan akan terasa legaa sekali. Oke, itu menjadi janji yang manis untukku saat itu. Hingga tiba gilirannya aku dipanggil. Berganti baju operasi, dipasang infus, dan akhirnya memasuki ruangan operasi. Pukul 11.00 pagi, operasiku dimulai. Persis seperti yang ada dalam tv. hehe

Satu jam kemudian aku mulai bisa mendengar dan merasakan suara disekitarku. Mulai ada sedikit cahaya yang berusaha masuk melalui mataku. Dan, aaah, Ya Rabbi ini sakit sekali. Entah mengapa, di bagian tubuhku yang dioperasi terasa sakiiit sekali. Seperti ada sesuatu yang menarik dn berjalan-jalan di sekitarnya. Kata ibu ga sakit, ingatku. Entah mengapa kasusku agak berbeda dengan cerita operasi yang lain. Sekitar satu jam, rasa sakit itu baru bisa terkendali dan aku memutuskan untuk pulang.

Tahukah? saat aku bangun, duduk dan harus berjalan menuju kursi roda, luka bakar di kakiku tiba-tiba saja hilang. Hilang dan tidak terasa sakit sedikitpun. Sembuh? Aku rasa belum, karena aku bisa melihat ada luka dalam perban itu.

Kesimpulanku, inilah relativitas rasa sakit. haha. Ini nama karanganku sendiri.
Rasa sakit yang sebelumnya terasa amat sangat pada luka bakar, bisa dengan cepat menghilang saat Allah menggantikannya dengan yang lebih sakit lagi. Dan menurutku, bisa jadi itulah hidup kita dengan segala perasaan yang kita rasakan.

Bisa jadi dalan suatu kondisi kita merasakan sakit yang teramat sangat, tapi saat Dia memberikan perasaan sakit yang baru, bisa jadi yang awal sudah dengan mudah kita lupakan.

Seringkali kita merasa dan berada pada satu titik dimana kita merasa sangat lemah dan tak berdaya, padahal bisa jadi itu belum seberapa, saat Allah menurunkan cobaan yang bisa lebih menggetarkan hati kita.

Bisa jadi kita ada dalam sebuah titik dimana kita merasa begitu bahagia dan diatas langit, padahal bisa jadi itu tak seberapa, karena Allah ternyata sedang menyiapkan hadiah yang lebih besar bagi kita.

Maka apapun yang terjadi pada titik-titik dalam garis kehidupan kita, jangan biarkan sedikitpun kita jatuh dalam kekufuran dan lupa untuk bersyukur pada-Nya.

Karena bisa jadi ini tak seberapa. Belum apa-apa

Bisa jadi ini hanyalah sebuah relativitas belaka.

Allahu'alam..

Followers