Monday 7 July 2014

Empat Puluh Lima

Aah, waktu selalu menipu ya. Kadang kita merasa udah lama, ternyata baru sebentar. Kadang kita merasa baru sebentar, ternyata udah lama. Hehe
Udah 45 hari loh ternyata. hehe
45 hari saya menjadi istri seorang lelaki bernama Akmal Firmana. Hehe 
Kalau kata yang udah nikah sih mungkin bilang, 'yaelaah, baru juga 45 hari doang.. lebay amat" haha
Ya emang baru 45 hari sih, tapi buat saya sungguh rasanya ini nikmat terbesar yang pernah Allah kasih setelah nikmat iman. Lebih indah dari lulus UN, lebih indah daripada masuk ITB, bahkan lebih indah dibandingkan lulus ITB sekalipun. hehe.. Eh, tapi ini seriusan loh! aku ga lebay. 

Maha Besar Allah yang ditangan-Nya segala ketetapan dan takdir hamba-hamba-Nya. Perjuangan untuk menggenapkan setengah dien ini rasanya luar biasa sekali deh. Mungkin memang bayarannya ga sedikit ya untuk menyempurnakan keimanan ini sekaligus juga jadi bekal untuk menjalani keutuhan agama kedepannya. 

Banyak perubahan yang terjadi setelah menikah ini. Banyak juga hal-hal baru yang saya temui. Di awal-awal pernikahan ini kami malah bergantian sakit, hehe. Awalnya suami, lalu kemarin saya yang sakit. Mungkin kecapean sekaligus masa adaptasi. Tapi so far, saya selalu bersyukur atas nikmat ini. Kadang ga percaya kalau saya udah sejauh ini, udah bukan lagi tanggungan Ibu-Bapak. Kadang juga masih amazing bahwa saya ternyata berjodoh dengan seseorang sepertinya, masyaallah, Alhamdulillah 'ala kulii hal..  

Jalan masih panjang. Panjang sekali. Mungkin tidak lagi semudah sebelumnya, tapi aku yakin ini pasti akan lebih indah dan menyenangkan dari sebelumnya. Kini aku bisa menjalankan tugas favoritku, yaitu menjadi orang kedua. Aku bukan tipe pemimpin yang bisa memobilisasi orang-orang. Aku bukan tipe pemimpin yang bisa menjadi acuan banyak orang dan dilihat sebagai seorang pemeran. Tapi aku tau, selama ini aku sering sekali berada di belakang para pemimpin, menjadi orang dibalik layar, mengamati, memberikan masukan, membersamai orang-orang sebagai pengikut tapi dekat dengan sang pemimpin. Ya, aku memang seperti itu, bukan seorang pemeran utama, hanya orang dibalik layar sang pemeran utama. Hahaha, entah kenapa aku begitu percaya diri menyebut diriku seperti itu. Tapi aku memang percaya diri, bahwa selama ini aku memang seringkali nyaman dengan tugasku sebagai orang kedua yang tak dilihat oleh banyak orang. 

Dan kali ini, aku benar-benar sedang dan akan menjadi orang kedua di perahu yang sedang dilayarkan oleh sang pemeran utama, dialah suamiku. Perahu yang baru saja meninggalkan pantai untuk pergi mengarungi lautan samudera kehidupan. Kata orang-orang ini tidak akan mudah. Tak masalah, karena aku yakin, bersamanya perjalanan ini akan indah dan menyenangkan. :)

----

Teruntuk Suamiku,

Mas Sayang, kamu tau betul aku jauh dari sempurna. Tapi aku akan selalu berusaha memberikan yang terbaik yang bisa aku lakukan untukmu. Kita memang sama-sama jauh dari sempurna, tapi bukankan kita bersatu untuk saling menyempurnakan
Mas Sayang, kini kamu pemerannya, dan aku sangat siap untuk menjadi orang kedua yang selalu membersamaimu. Kita telah tau betul kapal ini akan kita labuhkan ke arah mana, dan yang kita butuhkan adalah terus bergenggaman tangan agar tujuan kita tetap disana.
Mas sayang, aku selalu sulit mendefinisikan seberapa besar rasa sayang ini, jadi mungkin Mas ga akan pernah tau sebesar apa rasa sayang aku. Tapi aku yakin, mas bisa merasakannya
Karena aku pun bisa merasakan perasaan yang ada untukku :)



No comments:

Followers