Wednesday 6 November 2013

Cinta dan Produktivitas

Pada mulanya cinta adalah gagasan tentang bagaimana membahagiakan dan menumbuhkan orang lain. Selanjutnya cinta adalah kemauan baik yang menjembatani gagasan itu menuju alam kenyataan. Sisanya adalah kemampuan. Cinta yang hanya berkembang di batas gagasan dan kemauan baik akan tampak seperti pohon rindang yang tak berbuah.

Bagian cinta yang pertama dan kedua, gagasan dan kemauan baik, biasanya terbentuk dari serangkaian penghayatan akan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan keagamaan tentang kehidupan dan hubungan antar manusia di dalamnya, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan alam. Sedalam apa penghayatan itu dalam diri seorang pencinta, sedalam itu pula sumber energi cinta yang ada dalam dirinya.

Tapi bagian ketiga dari cinta, kemampuan, memerlukan latihan dan proses pembelajaran. Kalau kita mau memberi, kita harus belajar berlatih bagaimana memiliki. Kalau kita mau memperhatikan orang yang kita cintai, kita harus belajar dan berlatih untuk tidak membutuhkan perhatian orang lain. Kalau kita mau menumbuhkan sang kekasih, kita haru sbelajar dan berlatih bagaimana bertumbuh sendiri terlebih dahulu. Begitu seterusnya : memberi, memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi mengharuskan kita memiliki kemampuan pribadi untuk melakukan tindakan-tindakan produktif.

Membangun kemampuan mencintai berarti membangun kemampuan produktif dalam diri kita. Menjadi seorang pencinta sejati berarti menjadi seorang produktif yang selalu berorientasi bukan hanya pada proses, tapi juga terutama hasil akhir. Produktivitas adalah indikator kematangan seorang pencinta. Seorang pencinta yang tidak produktif adalah pohon rindang yang tidak berbuah.

--- Anis Matta, Serial Cinta, Membangun Kemampuan Mencintai---


Buku ini benar-benar membuka mata dan paradigma saya tentang sebuah kata bernama cinta. Ust. Anis Matta rasanya betul-betul bisa menyelami makna cinta ini dengan begitu dalam. Ini kali ke-dua saya membaca buku ini, tapi baru kali ini saya bisa memahami kata-kata beliau yang cukup tinggi.

Cinta dan produktivitas mungkin yang ingin Allah sampaikan pada kita. Tentang cinta seorang Rasul pada umatnya, cinta orangtua pada anaknya, cinta seorang suami pada istrinya, cinta seorang anak pada orangtuanya. Memang betul, ketika kita mencintai seseorang atau sekelompok orang, biasanya kita memiliki keinginan untuk selalu memberi pada yang kita cintai. Sesederhana memberi salam, menanyakan kabar, memberikan semangat, sesederhana itu.

Namun ketika cinta kita bertumbuh semakin besar, maka keinginan untuk memberi itu juga akan bertambah besar. Dari sanalah kemudian kita mengupayakan diri kita untuk bisa memberi banyak hal esar pada orang yang kita cintai. Energi itulah yang kemudian tumbuh menjadi semangat perubahan dalam diri kita, karena tak mungkin kita memberi tanpa kita belajar untuk memiliki.

Cinta memang bisa mentransformasikan manusia menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Mungkin itu juga yang Allah maksud dengan 'Lelaki baik untuk perempuan baik'. Seseorang yang mencintai seorang atau sekelompok orang yang baik, tentu ia akan berusaha untuk menjadi lebih baik, agar bisa memiliki standar baik yang minimal sama dengan orang atau sekelompok orang yang dicintainya.

Maka ketika kita memutuskan untuk mencintai, bersiaplah untuk bertransformasi menjadi manusia dengan produktifitas tinggi.


No comments:

Followers