Tuesday 16 October 2012

Go Abroad #1

Rasanya waktu itu tak begitu sungguh-sungguh berucap,
"pokonya sebelum lulus S1 harus udah pernah ke luar negeri ah!"

Ya, itu hanya celotehan mimpi dari idealisme seorang anak manusia. Mimpi, karena faktanya kata-kata itu memang lebih realistis digolongkan ke dalam mimpi, bukan cita-cita. Bayangkan saja, aku siapa, punya uang dari mana? Jauh memang, tapi toh bermimpi bukanlah sebuah kesalahan.

3 Bulan yang lalu, tiba-tiba orang-orang disibukkan dengan pendaftaran tiket ke Korea. Ada sebuah Kongres Internasional ttg Tekstil, Kostum dan Budaya. Hampir 75 % dari teman-teman seangkatanku mendaftar. Menyetorkan nama lengkap dan nomor paspor mereka. Aku bertanya, berapa biaya kesana? 12 juta katanya minimal, dan itu dibayar masing-masing. Tanpa sponsor, tidak seperti teman-teman dari fakultas lain yang begitu gencar danus saat ada rencana studi banding ke luar negeri. Jujur, saat itu aku sakit hati. Sakit sekali, sampai mataku berkaca-kaca dan hampir meneteskannya. Jahat sekali, jika yang bisa belajar lebih hanyalah orang-orang berduit saja.

Suatu hari, seorang teman bertanya padaku perihal korea ini. Aku bilang, "Ga ikut, ga ada uang juga". Saat itu dia yang memutuskan untuk ikut membujukku. "Ayolah ikut aja, kita cari sponsor aja sendiri, aku juga ga ada uang, tapi sama beberapa yang lain, kita mau nyari sponsor. Hasri ikut aja.". Hmm.. Aku bingung, dilema sekali. Akhirnya aku pun meminta masukan pada orang-orang yang pernah kesana. Pada seniorku, pada wali asramaku, dan pada orang tuaku. Anehnya, semua bilang "Ikut aja!", termasuk orangtuaku. Ya, meski saat itu ibu bilang, "Ya sok aja, kalo ada uangnya mah.", dengan nada bercanda tanpa keyakinan.

Hmm, ikut ya. Kalau cari sponsor boleh deh! Akhirnya sejak saat itu aku meniatkan akan ikut ke korea. Entah bagaimana caranya.

Waktu berlalu, teman-temanku mulai terlupa dengan agenda korea ini. Kami mulai fokus pada tugas-tugas dan liburan. Karena saat itu menjelang libur semster sekaligus libur lebaran. Semua orang nyaris lupa. Tapi aku teringat, ke luar negeri butuh paspor dan itu pengerjaannya membutuhkan waktu. Maka aku memutuskan untuk membuat paspor, sebagai langkah awal ikhtiarku.

Proposal belum juga dibuat, padahal waktunya sudah tinggal 2 bulan lagi. Aku mulai khawatir, akhirnya aku mencoba untuk mencari sponsor sendiri dulu. Karena yang kutau, biasanya sponsor tidak bisa membiayai penuh, maka kita pasti teteap mengeluarkan uang pribadi. Sadar bahwa aku tak punya sedikitpun untuk itu, maka kupikir, penting mempersiapkan untukku dulu. Maka kucoba untuk mengajukannya ke kantor tempat aku magang saat ini.

Satu bulan berselang, namun kabar sponsor belum juga ada, pun dari kantor tempatku magang. Aku pasrah.  Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan langkah terakhir, menemui ketua YPM Salman untuk menceritakan perihal ini. Saat itu beliau memintaku untuk menemui beberapa divisi di Salman. Dan di hari itu juga, akhirnya aku mendapatkan kepastian akan ada yang membantuku membiyai perjalanan ke korea ini!!! Dengan syarat tentunya. But finally, AKU BISA PERGI!!!

Saat itu juga aku kabari temanku, "Dil, insyaallah asri ikut ke korea!!! :)"


No comments:

Followers