Friday 12 October 2012

Could It Be Love? #3


Lalu, perasaan seperti apakah ini? 

Pada virus itu, dan pada makhluk baru ini. 
Could it be love? I don’t think so. It’s too fast to say that. Bisa jadi ini hanya reaksi kimia sesaat yang terjadi secara naluriah antara 2 makhluk dengan gendre yang berbeda. Perasaan wajar yang timbul karena insting fitrah makhluk hidup. Terlalu dini menyimpulkan ini perasaan cinta hanya karena perasaan itu saja. Virus itu mungkin memang sudah bersarang cukup lama. Tidak sehat memang, meski tak pernah terjadi aksi apapun atas perasaan ini. Pada makhluk baru ini? Hmm, apa ya mungkin ini hanya karena intensitas saja. Aku selalu takut menyimpulkan perasaan seperti ini sebetulnya. Terlalu kompleks dan membingungkan menurutku. Satu lagi, cukup mengganggu.


Cinta tumbuh saat ada begitu banyak hal baik dan buruk terjadi. Cinta tumbuh saat sepasang atau sekelompok orang memiliki cita-cita bersama dan mencoba mewujudkannya bersama. Melalui banyak rintangan, cobaan juga kebahagiaan. Sebuah proses yang membawa orang-orang yang terlibat di dalamnya mengalami banyak pengalaman, melakukan banyak perubahan, dan menemukan banyak kecocokan dan kenyamanan. Semuanya bersama, dan ketika itu terjadi mungkin itu bisa disebut cinta. Karena semuanya telah teruji. Tapi ini masih mungkin, terlebih ini hanya asumsi seorang anak manusia yang tak mengerti apapun tentang cinta. Haha.. 

Hanya yang kutahu, cinta adalah proses penumbuhkan, merawat, menjaga, dan mengembangkan. Harus ada proses move on antara orang-orang yang terlibat didalamnya. That’s why, there is no relationship without married in Islam. Because love could be grow with the official relationship after we got married, it could be happened if everything have been Halal, karena akhirnya Allahlah yang menumbuhkan perasaan itu. Bukan hanya sekedar menumbuhkan, namun menjadikannya berpahala dan menyempurnakan ibadah-ibadah yang lainnya. Dengan izin Allah. J

No comments:

Followers