Tuesday 30 September 2014

Bukan Arena Balap

Masyaallah.. What a wonderfull day!!! 
Dalam satu hari ada begitu banyak kabar bahagia, dua diantaranya adalah undangan pernikahan adik kelas dan berita kehamilan sahabat partner. Ah, masyaallah.. rasanya ingin mengulang-ulang bait cinta "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. 55:55). Dan ketika membuka newsfeed facebook, begitu banyak kabar bahagia lainnya mulai dari kelulusan, beasiswa studi, pekerjaan baru dan kabar-kabar bahagia lainnya.

Namanya hidup ya, selalu tak terduga. Allah seneng banget ngasih kejutan-kejutan sama hambanya.
Ada yang udah lamaaa pacaran, bertahun-tahun tapi belum juga nikah; ada yang ga pernah kedengeran deket sama lawan jenis, eh tetiba sebar undangan pernikahan. Ada yang udah lulus kuliah dari jaman kapan, belum nikah-nikah; eh ini yang baru mau lulus tiba-tiba udah nikah aja. Ada yang nikah udah bertahun-tahun, belum juga dikasih keturunan; eh, yang lain ada yang baru nikah sebulan udah dikasih keturunan. Ada yang kerja bertahun-tahun, nabung buat beli mobil belum kesampean juga; eh yang lain baru kerja sebulan udah bisa beli mobil sama nyicil rumah. Ada seorang kakek sudah sepuh sampai berumur seratus sekian, tapi masih diberi umur, tapi ada juga anak mungil nan lucu yang baru belajar berjalan harus diambil oleh sang Maha Kuasa mendahului orangtuanya. Entah sampai kapan pembandingan-pembandingan itu kita lakukan dalam hidup ini, mungkin sampai saat waktu kita habis di dunia.

Hidup ini memang bukanlah arena balap yang setiap manusia memiliki garis start dan garis finish yang sama dengan arena balap yang sama pula. Tidak seperti itu. Setiap manusia memiliki track-nya masing-masing. Rizkinya, jodohnya, amal unggulannya, jalan hidupnya, semuanya Allah atur berbeda dari satu manusia dengan yang lainnya. Masing-masing telah Allah desain secara khusus untuk manusia tertentu. Sangat spesial. Saya menyebutnya 'momen kehidupan'. 

Setiap manusia memiliki momen kehidupan yang spesifik Allah atur hanya untuk dirinya. Mulai sejak kapan sel sperma ayahnya bertemu secara rumit dan kompleks dengan sel telur ibunya hingga kapan ia dikembalikan pada sang Pemilik semesta. Berbagai fase kehidupan dilaluinya, mulai dari balita, kecil, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Beberapa diantaranya hanya merasakan hingga pada fase remaja atau dewasa saja atau bahkan hanya sampai pada fase balita. Berbagai perasaan mulai dirasakannya, mulai dari bahagia, senang, kecewa, sedih, marah, gembira. Beberapa mampu melewati setiap perguliran rasa tadi; bersyukur kala bagia dan gembira, bersabar ketika sedih dan kecewa. Beberapa terperangkap dalam permainan rasa; tak mampu mawas diri ketika bahagia, tak kuasa bangkit ketika kesedihan menerpa. Berbagai cita-cita dan impian dalam hidup muncul seiring dengan bertambahnya usia, tentang rencana studi, tentang pekerjaan, tentang jodoh, tentang kebutuhan akan tempat tinggal, tentang jabatan, dan capaian-capaian lainnya. Beberapa mampu menetapkan target beserta tahapan-tahapannya dengan baik dan Allah mengizinkannya mencapai impiannya. Beberapa mampu menetapkan target beserta tahapan-tahapannya, namun Allah menunjukkan beberapa jalan baru yang mesti dilaluinya. Beberapa hanya bisa menetapkan target, tapi lupa pada tahapan-tahapan yang mesti ditekuni, lalu ketika target itu meleset ia terpuruk dan tak mampu bangkit kembali, terlebih ia selalu membandingkan pencapaiannya dengan pencapaian yang telah oranglain dapatkan.

Tak semua orangtua diberikan anak yang penurut; yang jalan hidupnya sesuai dengan keinginan kedua orangtuanya. Pun tak semua anak dianugerahi orangtua yang pengertian dan mampu memberikan sebaik-baik bekal pada anaknya. Tak semua anak bisa sekolah di sekolah unggulan, pun tak semua anak lulusan sekolah unggulan memiliki masa depan yang lebih baik dibandingkan anak lainnya. Tak semua orang bisa berkuliah terlebih di universitas-universitas unggulan baik negeri maupun swasta, pun tak semua orang-orang sukses di dunia ini lahir dari almamater-almamater unggulan. Yang bekerja di perusahaan asing dengan gaji puluhan juta perbulan, tak menjamin lebih bahagia daripada seseorang yang bekerja lepas menjadi buruh harian. Yang memiliki jaminan hari tua tak menjamin hidupnya lebih bahagia dibandingkan yang terus mencari nafkah hingga akhir hayat.

See? Betapa hidup ini akan terasa begitu sempit ketika kita selalu membandingkan apa yang kita miliki dengan apa yang oranglain peroleh. Betapa hidup tak akan pernah selesai ketika kita selalu melirik kanan-kiri dan tak pernah bersyukur atas apa yang telah diraih. Percayalah, momen kehidupan setiap manusia itu sungguh telah dirancang begitu spesifik, spesial pada setiap individunya. Maka nikmatilah hidupmu. Tugas kita adalah berusaha semaksimal yang bisa kita lakukan, kemudian ketika takdir Allah telah datang, tugas kita selanjutnya adalah bertawakal. Ketika kita telah berusaha, maka tak perlu risau dengan hasilnya. Yang perlu kita risaukan adalah ketika kita tak mau berusaha untuk menjemput takdir Allah.

Ada tiga hal yang selalu dipesankan suami kepada saya; Ikhlas, Syukur, dan Sabar. Ikhlas atas segala apapun yang terjadi dalam hidup kita, maka langkah kita akan terasa ringan, menjalani hidup dengan bahagia tanpa beban dan tertekan, karena kita ikhlas menjalani hidup ini. Syukur atas segala apapun takdir yang Allah gariskan untuk kita. Tak ada sesuatupun yang Allah tetapkan pada hamba-Nya melainkan Ia ingin kita belajar dan bertafakur atas setiap ketetapannya. Maka Bersyukurlah atasnya. Sabar menjalani setiap fase kehidupan yang kata banyak orang seperti roda yang terus berputar. Ketika kita merasa hidup ini begitu berat untuk dijalani, sesak untuk dilalui, bersabarlah. Karena malam yang semakin gelap menandakan fajar yang sebentar lagi akan tiba.

" Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurau, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanm-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di Akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tak lain hanyalah kesenangan yang palsu."
(QS. Al-Hadid : 20)



No comments:

Followers