Monday 19 November 2012

UGD #2

Selesai menelepon orangtuanya, aku kembali menyelesaikan urusan administrasi. Arista harus dirawat inap, dan harus ada pembayaran uang muka dan pemilihan kelas untuk rawat inap tersebut. Memilih kamar, membayar uang muka, Ya Rabbi ini sungguh untuk pertama kali..

Seluruh ruang inap masih penuh, maka ia masih ditempatkan di UGD untuk menunggu kamar kosong. Aku harus kuliah, maka kami bergiliran menunggunya di UGD. Kami mengatur jadwal anak asrama untuk bergantian berjaga di rumah sakit. Jam 10.30 kuliahku yang pertama selesai. Aku pulang ke asrama, untuk mandi dan bersih-bersih. Sebelumnya aku masih dengan setelan shalat subuh. Ya, aku kuliah dengan setelan itu. Haha. Baju tidur yang dirangkap dengan jaket dan menggunakan kerudung bergo. Satu lagi, aku menggunakan sendal jepit. Haha, untunglah saat pergi mengantarkan ke UGD aku sudah membawa tas kuliahku.

Ba'da dzuhur aku kembali ke rumah sakit untuk bergantian menjaga. Aku merasa aku harus yang paling sering standby disana, agar aku selalu mendapat informasi terbaru. Bekal untuk menjelaskan pada kedua orangtuanya. Sekitar pukul 3 ada kamar kosong, maka Arista bisa dipindah dari UGD kesana. Dan mulailah masa-masa menunggu di rumahsakit. Orangtua arista baru pergi sore dari Kendal dan baru akan sampai besok subuhnya. Maka aku merasa harus standby untuk bisa menyambut keluarganya. Persiapan menginap sudah disiapkan, laptop, jaket dan makanan. Haha. Hanya aku lupa membawa sabun-sabunku.

Semalaman, bergantian dengan Afifah dan Astin. Ditemani beberapa orang dari asrama putera, karena yang bisa masuk ruangan hanya 1 orang maka yang lain menunggu di lobby. Berusaha mengerjakan tugas tapi ternyata konsentrasi susah dikumpulkan. Akhirnya sebagian besar mengobrol dengan Astin, mengobrolkan apapun tentang asrama sampai topik galau. Haha

Aku pikir, kami bisa bergantian tidur. Tapi ternyata tidurpun tetap tak enak rasanya, karena sambil duduk. Pagi menjelang, orangtua Aristapun datang. Mempersilahkan beliau untuk menemuinya, sedikit membuka percakapan dan menawarkan istirahat di Asrama. Tapi aku paham, mana mungkin mereka tega meninggalkan anaknya yang sekitar 5 jam lagi akan menjalani operasi.

Operasi selesai. Arista masih harus dirawat. Kami seasrama masih bergilran datang kesana, meski sudah ada keluarganya. Mengantar ibunya yang harus membersihkan pakaian-pakaian mereka. Menengok lagi ke rumah sakit. Mengantarkan barang-barang yang dibutuhkan disana. Begitu kuranglebih hingga hari ke-5. Arista dirawat 5 hari di Boromeus dan pada hari minggu diperbolehkan pulang dan langsung dibawa ke Semarang oleh orangtuanya. 

Sore hari kami satu asrama salman -Asrama Putera&Puteri datang ke Borromeus, untuk menengok terakhir kali dan mengantarkannya pulang. Tahukah, saat itu lobby Borromeus lantai 1 tiba-tiba dipenuhi oleh anak-anak yang beberapa dari mereka bisa dikenali sebagai Anak Asrama Salman karena jaket yang dipakainya. Mirip seperti demo. Hehe. Konon, kejadian ini sangat membuat haru keduaorangtuanya. Orangtuanya terharu sekali karena banyak sekali yang datang dan betapa teman-teman anaknya begitu baik dan perhatian kepada anaknya.

Rabbi, inilah kali pertamaku dan sungguh aku mendapat banyak pelajaran dan pendewasaan.

No comments:

Followers