Thursday 20 May 2021

Kisah Ibu

3 Desember 2020.

Hari kamis pagi, ibu melakukan tes swab. Seperti biasa ibu terlihat biasa saja. Sebelum dzuhur ibu sudah pulang, katanya sambil menunggu hasil swab, ia diminta untuk isolasi mandiri. Katanya hasilnya keluar sekitar sore atau malam. Akhirnya sejak saat itu ibu menghabiskan waktu di kamarnya saja. Tidak bermain ataupun bercengkrama dengan anak cucunya.

Anak-anak sesekali masih mencari uti-nya. Tapi dengan sedikit penjelasan mereka bisa dipahamkan kalau sementara tidak boleh dekat-dekat uti dulu.

Malam beranjak, kami sempat pergi keluar untuk belanja bulanan. Ibu tinggal di rumah sendirian, sambil menunggu hasil swab keluar. 

Malam itu seperti biasa, anak-anak masih bangun hingga pukul 22.00 tapi tidak lama mereka sudah kelelahan dan tidur. Saat itu tiba-tiba mbak menghampiri kami yang berada di ruang tv. Menyerahkan hpnya pada mas. Ternyata ada kabar dari rumah sakit bahwa ibu terkonfirmasi positif covid. 

emh, saat itu aku berusaha tenang. Tidak mengeluarkan satu kata pun. Mbak tidak bisa menahan air matanya, dan kembali ke kamar. 

Aku dan mas masih sama-sama diam. Berusaha mencerna apa yang baru saja kami baca. Kami tak banyak ngobrol apalagi diskusi. Hanya melanjutkan apa yang sedang kami lakukan sebelum mbak datang tadi, melihat ponsel masing-masing. 

Dalam diamku, gerakan jempolku pada ponsel, ada hati yang tak tenang disusul getaran ringan disekujur tubuhku. Tapi aku tak menunjukannya. Sementara dia yang ada di sebelahku, mungkin hatinya lebih tak karuan lagi. Mungkin hatinya hancur, menghadapi kenyataan bahwa ibunya terpapar virus itu. Mungkin saat itu juga ia ingin menangis seperti mbak, tapi raganya kuat menutupi itu semua.

Malam itu, akhirnya corona sampai di beranda rumah kami. 

No comments:

Followers