Tuesday 17 June 2014

25 kita

25 hari usia kita. 
Baru 25 hari atau sudah 25 hari. Apapun itu yang pasti usia kita 25 hari. Bisa saja kita bilang baru 25 hari, tandanya kita merasa semuanya baru sebentar. Atau kita bilang sudah 25 hari, tandanya kita merasa kebersamaan ini sudah cukup bisa dibilang lama. Apapun itu, aku selalu merasa bahwa waktu tak akan pernah cukup untuk bisa membuatku puas akan kebersamaan kita. Karena aku ingin terus dan selalu bersamamu.

Aku tahu, dulu kita memang baru berkenalan 10 hari saja. Aku tahu, dulu saat kamu melamarku, kita baru saling kenal 3 bulan saja. Waktu yang cukup singkat jika dibandingkan dengan begitu banyak makhluk berkromosom xy yang aku temui selama hidupku. 

Kadang aku berpikir dan bertanya, hidup ini lucu ya. Jujur sebelumnya memang pernah ada sosok yang membuatku tertarik, cukup lama. Bahkan sempat aku berpikir 'how if' tentangnya dalam hidupku. Tapi Allah selalu memberikan kejutan-kejutan tak terduga. Tiba-tiba kamu datang dalam 10 hari itu. Dan kamu yang baru ku kenal itu, tiba-tiba sekarang ada di sebelahku jika kubuka mata di setiap pagi. Ah, lucu sekali rasanya. Tidak pernah kuduga sebelumnya bahwa 10 hari itu akan memberikan kesan yang mendalam dan membawa kita pada perjalanan yang tak ingin kita akhiri. 

Masa depan dan takdir memang sebuah kerangka rumit yang telah Allah atur sinergisitasnya. Dan nalar manusia selalu terlalu dangkal untuk meramal itu semua. Ada orang-orang yang berharap dan membayangkan tentang seseorang dari masa lalu yang akan mengisi hari-hari di masa depannya. Alasannya sederhana, karena ia mengenalnya di masa lalu. Atau ada juga orang-orang yang berharap tentang seseorang yang baru untuk mengisi masa depannya, alasannya karena orang-orang yang lalu tak ada yang singgah dengan merenah di hatinya. Padahal Tuhan telah menyiapkan masa depan setiap manusia dengan cara-caraNya yang selalu tidak terduga.

Banyak orang-orang yang jauh berkelana mencari teman hidup dari orang-orang yang baru, tanpa ia sadari jawaban pencariannya justru dari masa lalunya. Ada juga orang-orang yang bersikukuh mengejar masa lalu, sedangkan dihadapannya ada janji masa depan yang ia abaikan. 

Takdir itu memang tidak sesederhana keinginan yang dipikirkan manusia dan bisa jadi ia bahkan lebih rumit dari teori peluang dengan segala probability yang ada. Karena takdir itu hanya ada dalam genggaman Tuhan. Manusia seringkali tanpa sadar memanusiakan Tuhan dengan bertahan terus pada argumen dirinya. Lupa bahwa Tuhan memiliki tanganNya, yang bisa menggerakan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang tidak ada menjadi ada. 

Dan kamu, lagi lagi mengajarkanku tentang kuasa-Nya. Tentang kamu yang baru. Tentang perasaanmu. Tentang kita yang begitu cepat. Tentang segala kebetulan ini. Dan tentang perasaanku padamu sekarang. Semuanya membuatku semakin mengimani segala kuasa-Nya.

Hei Kamu, tahukah? Setiap hari perasaanku semakin bertambah padamu.
Setiap kali ku tatap matamu, setiap kali pelukanmu merengkuhku dalam kehangatan dan kenyamanan yang betul-betul baru kurasakan, setiap saat itu juga rasa sayang ini kian bertambah. Tentang kamu yang baru? itu sama sekali tak berarti bagiku, karena ketulusan dan kejujuranmu selalu membuatku jatuh cinta. 

Terima kasih ya, karena kamu telah datang dengan perasaan yang tulus dan jujur. Yang telah menyihirku untuk memulai banyak mimpi bersamamu. Menjalani masa depanku dengan orang yang baru, yang tak pernah kusangka sebelumnya. Terimakasih karena telah datang dengan pelajaran keimanan yang begitu berharga untukku. 

Untukmu yang baru, bolehkan kalau aku meminta untuk teruslah menyayangiku?
Karena aku akan selalu menyayangimu :)


No comments:

Followers