Lalu, perasaan seperti apakah
ini?
Pada virus itu, dan pada makhluk baru ini.
Could it be love? I don’t think
so. It’s too fast to say that. Bisa jadi ini hanya reaksi kimia sesaat yang
terjadi secara naluriah antara 2 makhluk dengan gendre yang berbeda. Perasaan
wajar yang timbul karena insting fitrah makhluk hidup. Terlalu dini
menyimpulkan ini perasaan cinta hanya karena perasaan itu saja. Virus itu mungkin memang sudah bersarang cukup lama. Tidak sehat memang, meski tak pernah terjadi aksi apapun atas perasaan ini. Pada makhluk baru ini? Hmm, apa ya mungkin ini hanya karena intensitas saja. Aku selalu takut menyimpulkan perasaan seperti ini sebetulnya. Terlalu kompleks dan membingungkan menurutku. Satu lagi, cukup mengganggu.
Cinta tumbuh
saat ada begitu banyak hal baik dan buruk terjadi. Cinta tumbuh saat sepasang
atau sekelompok orang memiliki cita-cita bersama dan mencoba mewujudkannya
bersama. Melalui banyak rintangan, cobaan juga kebahagiaan. Sebuah proses yang membawa orang-orang yang terlibat di dalamnya mengalami banyak pengalaman, melakukan banyak perubahan, dan menemukan banyak kecocokan dan kenyamanan. Semuanya bersama,
dan ketika itu terjadi mungkin itu bisa disebut cinta. Karena semuanya telah teruji.
Tapi ini masih mungkin, terlebih ini hanya asumsi seorang anak manusia yang tak
mengerti apapun tentang cinta. Haha..
Hanya yang kutahu, cinta adalah proses
penumbuhkan, merawat, menjaga, dan mengembangkan. Harus ada proses move on
antara orang-orang yang terlibat didalamnya. That’s why, there is no relationship
without married in Islam. Because love could be grow with the official
relationship after we got married, it could be happened if everything have been
Halal, karena akhirnya Allahlah yang menumbuhkan perasaan itu. Bukan hanya sekedar menumbuhkan, namun menjadikannya berpahala dan menyempurnakan ibadah-ibadah yang lainnya. Dengan izin Allah. J
No comments:
Post a Comment